koleksi alleycats
7:30 PM Posted In alleycats Edit This 0 Comments »
Tangga-tangga ke pintu bahagia
Mana silapnya arah yang aku jejaki
Yang ku temu hanya pintu sepi
Dalam keriuhan ku rasakan kekosongan
Jiwaku dahaga kasih sayang
Masih tak bertemu yang kucari dulu
Hati masih berlabuh
Dalam langkah perjalanan terkeliru
Hilangnya arah tuju
Sungguh lama terpisah pandangan
Sejak detik akhir pertemuan
Jauh meninggalkan dirimu dan diriku
Terpisah bersama waktu
Sejauh mana sekalipun aku berlari
Ingatan padamu menghantui
Aku tak mengerti dan tidak ku mampu lagi
Menahan gelora hati ini
Ingin ku kembali ke jalan yang dulu
Aku rindu padamu
Moga dibukakan semua pintu-pintu
Untuk ku bersamamu
Ingin aku mendaki semula
Tangga-tangga ke pintu bahagia
Mencari cahaya cinta yang sebenarnya
Antara aku dan dia
Setahun Sudah Berlalu
Gurindam dan irama
Tidak lagi ku hiraukan
Setelah api cinta terpadam
Apa yang ada kini
Hanya sisa kesan kelmarin
Menjadi simfoni mendayu
Pada setiap malam minggu
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Kesepian memaksa ku lihat wajah dicermin
Terpandang parut dimukaku
Bekas cinta yang lama
Apakah tidakkan hilang
Kesan cinta yang putus mendatang
Bermain dijiwa ini
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Andainya Aku Pergi Dulu
Andainya aku pergi dulu sebelummu
Janganlah kau bersedih hati
Andainya aku tiada lagi di sisimu
Janganlah kau memencil diri
Bayangkanlah masa-masa bahagia
Semasa engkau dan aku
Bermesra di langit biru
Di waktu kasih berpadu
Andainya engkau pergi dulu sebelumku
Mestikah aku hidup melara
Andainya engkau tiada lagi di sisiku
Mestikah aku kecewa
Ku percaya kau selalu di sisiku
Walaupun jasadmu tiada
Walau di mana kau berada
Kasihku takkan berubah
Di pohon cemara ku ukirkan kata cinta
Bulan tersenyum dan bersinar
Berguguran daun jatuh lembut ke rambutmu
Meraikan suasana indah
Di sini ku berjanji disaksi rembulan
Andainya ku pergi dulu
Jikalau ku pergi dulu
Ku nantimu di pintu syurga
Berita Dari Rantau
Angin pantai
Dingin mencengkam
Ombak laut
Mengajak pulang
Di sini ku rindu
Kampung halaman
Yang lama kutinggalkan
Betapa indahnya negeri orang
Tak seindah tanah tumpah darahku
Wajah sanak saudara yang tercinta
Bermain di mataku di kala sepi
Sawah ladang dan pohon nyior
Dengarkanlah jeritan hati
Kuingin nyatakan...
Aku sering merindu belaianmu
Aku sering merindui kasihmu
Dalam Kerinduan
Dalam kerinduan
Yang memuncak menggunung
Lalu berlinangan air mata
Menahan perasaan
Ibu dan ayahanda
Dalam kerinduan
Yang memuncak menjauh
Tak ku sedar
Kiranya cinta kita telah hampir pudar
Tiada kecenderungan
Lalu aku bayangkan
Wajahmu di dalam sepi
Betapa syahdu pertemuan
Indah pula senyuman
Ku lihat mawar merah
Segar di jejari manismu
Tapi mekar hanya seketika
Lalu ia kering layu
Gerimis Senja
Ku terpegun di jendela bila
Hujan gerimis senja
Dan ku lihat di hadapan ku
Diri ku dalam lamunan
Tiada lain yang ku bayangkan
Hanya peristiwa itu
Dosa-dosa yang ku lakukan
Tetap mengganggu batin
Tanya ku pada diri
Apakah ini semua cobaan belaka
Kesal ku tak berakhir
Menduga keyakinan ku kepadanya
Batin ku menjerit namun tiada suara
Aku cuba menyatukan semua
Harapan yang berkecai
Tuhan ku bimbinglah diri ku
Agar kesal ku hilang
Gerimis sungguh mencengkam
Tiada dapat ku tahan lagi
Sungguh-sungguh tak ku menduga
Hingga jadi begini
Tanya ku pada diri
Apakah ini semua cobaan belaka
Kesal ku tak berakhir
Menduga keyakinan ku kepadanya
(3x)
Batin ku menjerit namun tiada suara
Mana silapnya arah yang aku jejaki
Yang ku temu hanya pintu sepi
Dalam keriuhan ku rasakan kekosongan
Jiwaku dahaga kasih sayang
Masih tak bertemu yang kucari dulu
Hati masih berlabuh
Dalam langkah perjalanan terkeliru
Hilangnya arah tuju
Sungguh lama terpisah pandangan
Sejak detik akhir pertemuan
Jauh meninggalkan dirimu dan diriku
Terpisah bersama waktu
Sejauh mana sekalipun aku berlari
Ingatan padamu menghantui
Aku tak mengerti dan tidak ku mampu lagi
Menahan gelora hati ini
Ingin ku kembali ke jalan yang dulu
Aku rindu padamu
Moga dibukakan semua pintu-pintu
Untuk ku bersamamu
Ingin aku mendaki semula
Tangga-tangga ke pintu bahagia
Mencari cahaya cinta yang sebenarnya
Antara aku dan dia
Setahun Sudah Berlalu
Gurindam dan irama
Tidak lagi ku hiraukan
Setelah api cinta terpadam
Apa yang ada kini
Hanya sisa kesan kelmarin
Menjadi simfoni mendayu
Pada setiap malam minggu
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Kesepian memaksa ku lihat wajah dicermin
Terpandang parut dimukaku
Bekas cinta yang lama
Apakah tidakkan hilang
Kesan cinta yang putus mendatang
Bermain dijiwa ini
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Setahun sudah berlalu
Februari muncul kembali
Dengan kehangatan semalam
Tanpaku sedari ku petik mawar merah
Ku tulis sekuntum puisi
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Tapi sayang pada siapakan ku beri
Andainya Aku Pergi Dulu
Andainya aku pergi dulu sebelummu
Janganlah kau bersedih hati
Andainya aku tiada lagi di sisimu
Janganlah kau memencil diri
Bayangkanlah masa-masa bahagia
Semasa engkau dan aku
Bermesra di langit biru
Di waktu kasih berpadu
Andainya engkau pergi dulu sebelumku
Mestikah aku hidup melara
Andainya engkau tiada lagi di sisiku
Mestikah aku kecewa
Ku percaya kau selalu di sisiku
Walaupun jasadmu tiada
Walau di mana kau berada
Kasihku takkan berubah
Di pohon cemara ku ukirkan kata cinta
Bulan tersenyum dan bersinar
Berguguran daun jatuh lembut ke rambutmu
Meraikan suasana indah
Di sini ku berjanji disaksi rembulan
Andainya ku pergi dulu
Jikalau ku pergi dulu
Ku nantimu di pintu syurga
Berita Dari Rantau
Angin pantai
Dingin mencengkam
Ombak laut
Mengajak pulang
Di sini ku rindu
Kampung halaman
Yang lama kutinggalkan
Betapa indahnya negeri orang
Tak seindah tanah tumpah darahku
Wajah sanak saudara yang tercinta
Bermain di mataku di kala sepi
Sawah ladang dan pohon nyior
Dengarkanlah jeritan hati
Kuingin nyatakan...
Aku sering merindu belaianmu
Aku sering merindui kasihmu
Dalam Kerinduan
Dalam kerinduan
Yang memuncak menggunung
Lalu berlinangan air mata
Menahan perasaan
Ibu dan ayahanda
Dalam kerinduan
Yang memuncak menjauh
Tak ku sedar
Kiranya cinta kita telah hampir pudar
Tiada kecenderungan
Lalu aku bayangkan
Wajahmu di dalam sepi
Betapa syahdu pertemuan
Indah pula senyuman
Ku lihat mawar merah
Segar di jejari manismu
Tapi mekar hanya seketika
Lalu ia kering layu
Gerimis Senja
Ku terpegun di jendela bila
Hujan gerimis senja
Dan ku lihat di hadapan ku
Diri ku dalam lamunan
Tiada lain yang ku bayangkan
Hanya peristiwa itu
Dosa-dosa yang ku lakukan
Tetap mengganggu batin
Tanya ku pada diri
Apakah ini semua cobaan belaka
Kesal ku tak berakhir
Menduga keyakinan ku kepadanya
Batin ku menjerit namun tiada suara
Aku cuba menyatukan semua
Harapan yang berkecai
Tuhan ku bimbinglah diri ku
Agar kesal ku hilang
Gerimis sungguh mencengkam
Tiada dapat ku tahan lagi
Sungguh-sungguh tak ku menduga
Hingga jadi begini
Tanya ku pada diri
Apakah ini semua cobaan belaka
Kesal ku tak berakhir
Menduga keyakinan ku kepadanya
(3x)
Batin ku menjerit namun tiada suara



0 comments:
Post a Comment